Kamis, 24 Juli 2008

All About Japan

Olah Raga

Banyak macam olahraga dimainkan di Jepang. Seni bela-diri tradisional seperti judo dan kendo sama populernya seperti jenis olahraga yang berasal dari luar negeri seperti bisbol dan sepak bola. Banyak orang Jepang pergi ke laut untuk berselancar dan melakukan scuba diving pada musim panas, sementara olahraga ski dan snowboarding digemari pada musim dingin.

OLAH RAGA UTAMA

Bisbol merupakan salah satu olahraga tontonan yang paling populer di Jepang. Ada 12 tim bisbol profesional; enam tercakup dalam Central League dan enam dalam Pacific League. Masing-masing tim yang termasuk dalam kedua liga tersebut memainkan sekitar 140 game selama musim pertandingan. Akhirnya dua pemenang liga bertemu dalam Japan Series. Pada tahun-tahun belakangan ini, makin banyak pemain pindah ke Amerika Serikat untuk main dalam Major League Baseball. Dua di antara yang paling termasyur adalah Suzuki Ichiro dan Matsui Hideki.

Bisbol amatir juga populer, dan banyak siswa sekolah ikut pertandingan melalui Little Leagues (liga junior) lokal atau klub-klub bisbol sekolah. Kejuaraan Bisbol Nasional tingkat Sekolah-Menengah Atas yang diadakan dua kali setahun, merupakan ajang pertandingan untuk sekolah-sekolah yang berhasil lolos ronde penentuan yang berat untuk mewakili prefektur mereka.

Liga sepak bola profesional Jepang sendiri, J-League, didirikan pada tahun 1993. Sejak itu sepak bola makin banyak penggemarnya di Jepang. Piala Dunia FIFA 2002 diselenggarakan bersama oleh Jepang dan Republik Korea, dan hal ini sangat mendorong popularitas sepak bola. Pemain-pemain Jepang seperti Nakata Hidetoshi, Nakamura Shunsuke bermain dalam liga Eropa.

SENI BELA-DIRI

Jenis-jenis seni bela-diri tradisional, seperti judo, kendo, karate-do, dan aikido, berkembang marak di Jepang berkat pengabdian mereka yang mempraktekkannya.


Dalam judo, yang secara harfiah berarti "cara lembut", kunci untuk mengatasi seorang lawan adalah memanfaatkan kekuatannya. Judo yang kini populer di seluruh dunia, telah mantap sebagai salah satu cabang olahraga resmi Olimpiade sejak tercakup dalam pesta olahraga ini pada tahun 1964. Mengikuti jejak judo, kendo (anggar Jepang) juga telah berhasil menarik banyak pengikut setia di luar negeri dalam tahun-tahun belakangan ini. Para olahragawan kendo mengenakan alat-alat pelindung yang mirip ketopong dan zirah dan menggunakan pedang bambu untuk menyerang dan bertahan. Karate-do berasal dari China, masuk ke Jepang melalui Kerajaan Ryukyu (sekarang Okinawa). Para olahragawan karate tidak memakai pelindung apa pun dan bertanding hanya dengan tangan dan kaki.

SUMO

Sumo, olahraga nasional Jepang, mempunyai sejarah yang membentang lebih dari 1000 tahun. Dahulu kala pertandingan sumo diselenggarakan sebagai cara untuk bersyukur atas panen dan pada berbagai upacara keagamaan lain. Hingga kini pun sumo tetap terkait dengan banyak ritual. Rikishi (pegulat sumo), yang rambutnya ditata seperti para pendekar zaman dulu, hanya mengenakan ikat pinggang sutera khusus dan bertanding hanya dengan tangan kosong. Kebanyakan pegulat sumo beratnya antara 100 hingga 200 kilogram. Mereka bertanding di atas dohyo (ring) selebar 4,5 meter sampai salah satu terdorong keluar ring atau menyentuh lantai dengan salah satu bagian tubuhnya selain telapak kaki. Aturannya cukup sederhana, tapi tekniknya tidak demikian, dan ada lebih dari 80 cara untuk menang. Turnamen sumo profesional berlangsung enam kali dalam setahun, masing-masing selama 15 hari. Sumo telah menarik perhatian di luar Jepang melalui tur-tur pengenalan ke berbagai negara dan sukses yang diraih para pegulat sumo yang berasal dari luar Jepang.

OLIMPIADE

Olahraga amatir juga berkembang marak di Jepang yang selalu mengirimkan tim kuat ke Olimpiade. Tim sebanyak 109 orang ikut dalam Olimpiade Musim Dingin tahun 2002 di Salt Lake City dan 312 orang olahragawan Jepang bertanding dalam Olimpiade Athena tahun 2004. Jepang pernah tiga kali menyelenggarakan Olimpiade: Tokyo menjadi tuan-rumah bagi Olimpiade Musim Panas tahun 1964 --- yaitu Olimpiade pertama di Asia --- sedangkan Olimpiade Musim Dingin berlangsung di Sapporo pada tahun 1972 dan di Nagano pada tahun 1998.

OLAHRAGA YANG DISUKAI ANAK-ANAK

Anak-anak Jepang main berbagai jenis olahraga melalui klub di sekolah atau klub yang ada dekat rumahnya. Sepak bola dan bisbol adalah dua di antara jenis-jenis olahraga yang paling populer di kalangan anak laki-laki. Untuk anak perempuan, banyak yang suka main jenis-jenis olahraga seperti bowling dan bulu tangkis. Berenang adalah olahraga yang digemari baik oleh anak laki-laki maupun anak perempuan.

Bahasa

Ada tiga jenis huruf yang dipakai untuk menulis dalam bahasa Jepang. Bahasa Jepang sangat berbeda dengan bahasa China, namun huruf-huruf yang dipergunakan untuk menuliskan bahasa Jepang semula berasal dari China di mana konon dikatakan telah diciptakan ribuan tahun yang lalu. Huruf-huruf tersebut disebut kanji, bermula dari gambar benda. Dengan berlalunya waktu, gambar-gambar itu berubah, dan kebanyakan kanji tidak lagi terlihat sebagaimana bendanya semula; kini menjadi kata atau bagian dari kata. Ada sekitar 2000 kanji yang umum dipakai. Anak-anak mempelajari 1006 kanji di sekolah dasar dan 939 kanji lagi di sekolah menengah pertama.

Selain huruf kanji, orang Jepang juga menggunakan dua perangkat huruf fonetik, yaitu hiragana dan katakana, keduanya dikembangkan dari kanji. Tiap perangkat terdiri dari 46 huruf, yang merupakan suku-kata (biasanya berupa satu konsonan dan satu vokal, seperti "ka"). Dengan tambahan titik-titik khusus pada huruf tertentu, terjadi perubahan bunyi sehingga huruf-huruf ini dapat mengungkapkan semua bunyi dari bahasa Jepang modern. Hiragana dipakai bersama dengan kanji untuk menuliskan kalimat Jepang umum. Katakana dipakai untuk menuliskan kata-kata serapan dari bahasa lain, nama orang dan tempat non-Jepang, bunyi, dan suara hewan.

Ada banyak dialek lokal dalam bahasa Jepang, disebut hougen. Untuk menunjukkan benda-benda yang sama, ada berbagai kata dialek yang berbeda-beda. Juga ada macam-macam variasi dalam logat dan intonasi, serta dalam akhiran pada kata kerja dan kata sifat. Meskipun demikian, orang-orang dari berbagai daerah dapat berkomunikasi dengan mudah karena menggunakan bahasa Jepang lisan standar yang sudah diterima secara luas.

Kawasan Daerah

Jepang terdiri dari 47 prefektur. Berdasarkan keadaan geografis dan sejarahnya, 47 prefektur ini dapat dikelompokkan menjadi sembilan kawasan yaitu : Hokkaido, Tohoku, Kanto, Chubu, Kinki, Chugoku, Shikoku, Kyushu, dan Okinawa.

Setiap kawasan ini mempunyai dialek dan adat-istiadat sendiri, serta budaya yang unik. Misalnya, kawasan Kanto yang mencakup Tokyo, dan kawasan Kansai yang mencakup Osaka, amat kontras dalam segala hal, mulai dari citarasa makanan hingga gaya seni pertunjukan tradisional, sehingga orang senang membanding-bandingkannya.

Penduduk Jepang berjumlah 127 juta orang, menduduki tempat ke-9 di dunia dalam hal jumlah penduduk terbanyak di dunia. Karena jumlah penduduknya cukup banyak dibandingkan dengan luas daratannya, maka rata-rata kepadatan penduduknya cukup tinggi yaitu 342 orang per 1 km2. Angka ini jauh lebih besar daripada Amerika Serikat (29), dan Prancis (107), dan kurang-lebih sama dengan Belgia (333).

Daerah-daerah pegunungan meliputi lebih dari 70% dari daratan Jepang, sehingga kota-kota utama berpusat di tanah datar yang luasnya tidak sampai 30% dari daratan Jepang. Kota dengan penduduk lebih dari satu juta adalah : Sapporo di Hokkaido; Sendai di kawasan Tohoku; Saitama, Tokyo, dan Yokohama di kawasan Kanto; Nagoya di kawasan Chubu; Osaka, Kyoto, dan Kobe kawasan Kinki; Hiroshima di kawasan Chugoku; dan Fukuoka di Kyushu. Kiranya tidak perlu dikatakan lagi bahwa Tokyo sebagai ibukota merupakan pusat kegiatan Jepang. Kota-kota utama lainnya berperan sebagai pusat politik, ekonomi dan kebudayaan bagi kawasan yang bersangkutan.

SAPPORO

Sapporo adalah kota terbesar di Hokkaido. Berbeda dengan kota-kota utama di pulau Honshu, yang dibangun secara bertahap selama bertahun-tahun, Sapporo dikembangkan berdasarkan rancangan pada akhir abad ke-19; jalan-jalannya tersusun dengan pola teratur. Sapporo merupakan titik pangkal bagi para pelancong untuk menikmati keindahan alami Hokkaido pada musim panas dan untuk bermain ski serta snowboarding pada musim dingin. Foto ini menunjukkan dua lambang kota : Taman Odori dan Menara TV Sapporo. Setiap bulan Februari di taman ini berlangsung Festival Salju Sapporo.

TOKYO

Sebagai pusat politik Jepang sejak tahun 1603, Tokyo adalah ibu kota dan pusat ekonomi serta informasi. Di tengah-tengah kota terdapat Istana Kekaisaran yang dulu merupakan Puri Edo. Di sekitar Istana terdapat National Diet Building (Gedung Parlemen), kementerian-kementerian, dan distrik-distrik bisnis. Sekitar 30 juta orang, atau kurang lebih seperempat dari jumlah penduduk Jepang, tinggal di Metropolitan Tokyo dan sekitarnya. Foto ini menunjukkan gugusan gedung pencakar langit di Shinjuku.

NAGOYA

Nagoya adalah kota terbesar di kawasan Chubu. Daerah di seputar Nagoya merupakan pusat produksi mobil serta berbagai industri lainnya yang sangat berkembang. Puri Nagoya sebagai lambang kota, dibangun pada tahun 1612 oleh Tokugawa Ieyasu, shogun pertama dari pemerintahan Edo yang berkuasa di Jepang selama 270 tahun. Puri ini terkenal dengan dua patung shachihoko (makhluk laut imajiner) emas yang terpasang pada atapnya. Puri Nagoya hancur pada tahun 1945, kecuali beberapa menara kecil dan gerbangnya. Kemudian dibangun kembali pada tahun 1959, lengkap dengan shachihoko emas yang baru.

KYOTO

Dulu pernah menjadi ibu kota Jepang, yaitu pada akhir abad ke-8. Kyoto mempunyai sejarah lebih dari 1200 tahun dan dikenal dengan banyak kuil tua dan taman yang indah. Pada tahun 1994 UNESCO telah menunjuk 17 kuil Budhis, kuil Shinto, dan puri di kota Kyoto, Uji, dan Otsu sebagai situs Warisan Dunia.

OSAKA

Sejak didirikan pada abad ke-7, Osaka menjadi pangkalan bagi perdagangan dengan negara-negara lain. Osaka Raya adalah metropolis kedua terbesar di Jepang sesudah Tokyo Raya. Kota ini dikenal dengan makanan enak serta komedi. Pada tahun 1970 Osaka menjadi tuan rumah Eksposisi Dunia yang pertama di Asia. Pada tahun 1994 telah dibuka Bandar Udara Internasional Kansai di sebuah pulau buatan di Teluk Osaka dan kini menjadi sebuah gerbang utama ke Jepang bagi para pengunjung dari luar negeri.

HIROSHIMA

Pada tahun 1945 Hiroshima menjadi kota pertama di dunia yang pernah dijatuhi sebuah bom atom, namun Hiroshima berhasil pulih kembali dan menjadi salah satu kota utama Jepang. Di Miyajima, sebuah pulau dekat Hiroshima, terdapat Kuil Shinto Itsukushima di mana torii (gerbang depan kuil Shinto) terlihat menjulang dari laut ketika laut pasang. Kuil ini merupakan sebuah situs Warisan Dunia.

FUKUOKA

Kota terbesar di Kyushu ini secara geografis dekat dengan daratan Asia dan menjadi pusat pertukaran antara Jepang dan Asia. Festival Hakata Dontaku dan Hakata Gion Yamakasa, yang spektakuler, berlangsung di kota ini. Makanannya pun terkenal, seperti mizutaki (chicken hotpot) dan mie ramen. Salah satu daya tarik kota ini adalah warung makanan kaki lima yang berjejer di sepanjang tepi sungai.

NAHA

Naha adalah kota terbesar di Okinawa, yaitu prefektur yang terletak paling selatan dan paling barat di Jepang. Okinawa berada di sebelah barat-daya dari Kyushu, terdiri dari 160 pulau besar dan kecil. Karena berada di Zona Tropis, Okinawa memiliki alam yang amat indah dan cuacanya hangat. Samudera biru cerah yang mengelilingi Okinawa menjadikan kepulauan ini salah satu tempat terbaik di dunia untuk scuba diving dan berbagai rekreasi bahari lainnya.

Perumahan, Makanan dan Pakaian

Gaya hidup di Jepang berubah secara dramatis setelah Perang Dunia ke-2, ketika banyak sekali orang dari daerah pindah ke kota-kota besar untuk mencari nafkah sebagai karyawan kantoran. Dengan tumbuhnya kota-kota, baik ukuran maupun populasinya, makin banyak orang yang pergi-pulang dari apartemen atau rumah mereka di pinggiran kota ke tempat kerja mereka di kawasan-kawasan pusat kota. Dulu rumah-tangga tradisional terdiri dari tiga generasi atau lebih yang hidup di dalam satu rumah. Dewasa ini rumah-tangga perkotaan cenderung terdiri dari orangtua dan anak-anak saja, sedangkan kakek-nenek tinggal di tempat lain.

RUMAH

Rumah tradisional Jepang dibuat dari kayu dan ditunjang tiang-tiang kayu. Namun dewasa ini rumah Jepang biasanya mempunyai kamar-kamar bergaya Barat dengan lantai kayu dan kerap dibangun dengan tiang-tiang baja. Lagi pula, makin banyak keluarga di kawasan perkotaan tinggal di gedung-gedung apartemen baja beton yang besar.

Ada dua perbedaan besar dengan rumah Barat, yakni orang tidak mengenakan sepatu di dalam rumah dan setidaknya ada satu ruang yang cenderung dirancang dalam gaya Jepang, berlantaikan tatami. Orang melepaskan sepatu begitu memasuki rumah agar lantai rumah tetap bersih. Genkan, jalan masuk, merupakan tempat untuk melepaskan sepatu, meletakkannya, dan mengenakannya kembali. Setelah melepaskan sepatu, orang Jepang mengenakan sandal rumah.

Tatami adalah sejenis tikar tebal yang dibuat dari jerami, sudah dipakai di rumah Jepang sejak sekitar 600 tahun yang lalu. Sehelai tatami biasanya berukuran 1,91 x 0,95 meter. Ukuran ruang/kamar biasanya didasarkan pada jumlah tatami. Lantai tatami terasa sejuk pada musim panas dan hangat pada musim dingin, dan tetap lebih segar daripada karpet selama bulan-bulan lembab di Jepang.






MAKANAN

Istilah untuk makan dalam bahasa Jepang adalah gohan. Kata ini sebenarnya menunjukkan nasi, tapi karena nasi merupakan makanan pokok bagi orang Jepang, maka gohan sudah diartikan sebagai nasi dengan lauk pauknya. Makan tradisional Jepang terdiri dari semangkuk nasi putih, dengan lauk utama (ikan atau daging), lauk pelengkap (biasanya sayuran), sup (biasanya sup miso), dan acar sayur. Nasi Jepang lengket (seperti ketan), sehingga cocok untuk dimakan dengan sumpit.

Orang Jepang dewasa ini makan berbagai jenis makanan dari seluruh dunia, terutama dari Eropa, Amerika Utara, dan Asia. Selain nasi, orang Jepang makan roti, mie, dan pasta, dan menyukai beraneka macam masakan daging, ikan, sayuran, dan buah-buahan. Sushi, tempura, sukiyaki, dan jenis-jenis makanan Jepang yang terkenal di dunia, tentu saja juga populer di Jepang.

Di kota-kota besar, khususnya, terdapat banyak restoran cepat-saji yang menyediakan burger dan fried chicken, yang populer terutama di kalangan muda dan anak-anak.

Sebelum makan, orang Jepang mengucapkan "itadakimasu", ungkapan sopan yang berarti "Saya terima makanan ini." Hal ini merupakan pernyataan terima kasih kepada siapa pun yang telah terlibat dalam menyiapkan makanan tersebut. Setelah makan, orang Jepang menyatakan terima kasih lagi dengan menyebutkan "gochisosama deshita", yang secara harfiah berarti "Terima kasih atas hidangan mewah yang lezat dan berlimpah."

PAKAIAN

Pakaian tradisional Jepang adalah kimono. Pada umumnya kimono dibuat dari sutera, berlengan besar yang menjulai dari bahu hingga ke tumit. Obi adalah ikat pinggang lebar kimono. Dewasa ini kimono biasanya hanya dikenakan pada kesempatan-kesempatan khusus saja, seperti Tahun Baru, festival Shichi-Go-San, upacara pernikahan, dan upacara wisuda.

Dibandingkan dengan pakaian Barat, kimono cenderung membatasi gerak dan diperlukan lebih banyak waktu untuk mengenakannya dengan baik. Sedangkan pada musim panas, anak-anak dan orang dewasa muda mengenakan jenis kimono ringan informal yang dikenal sebagai yukata di festival, pesta kembang-api, serta berbagai kesempatan khusus lainnya. Namun dalam kehidupan sehari-hari, orang muda cenderung lebih suka mengenakan pakaian yang memudahkannya bergerak, seperti kaos, celana jeans, kaos polo, dan sweat suits.

Tidak ada komentar: